Bluebird dilahirkan pada tahun 1972 oleh sosok perempuan hebat, yang sejak lahirnya Bluebird telah menjadi jantung segala idealisme yang menjaga kelangsungan perusahaan. Perempuan itu bernama Almh. Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono. Kami memanggilnya Bu Djoko. Bu Djoko adalah perempuan sederhana yang memiliki hidup penuh keterbatasan. Bu Djoko melahirkan Bluebird dari kondisi yang tidak mudah. Ketika suaminya, Alm. Prof Djokosoetono, S.H meninggal dunia, beliau harus berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk pendidikan anak-anaknya. Pendidikan bagi Bu Djoko memang sesuatu yang tidak bisa dibantah. “Harta terbesar dalam hidup manusia adalah kepintaran, karena itu tidak bisa hilang atau dirampas.”
Bu Djoko memberi nama Bluebird karena terinspirasi dari dongeng Eropa ‘Bird of Happiness’ atau Burung Pembawa Kebahagiaan. Bu Djoko mendirikan Bluebird dengan hati, didukung oleh anak-anaknya yang berusaha menciptakan kehidupan lebih baik. Kisah perjuangan dan teladan Bu Djoko memberi pengaruh dahsyat bagi kita semua hingga Bluebird terus ada melayani Negeri Indonesia.
Ibu Djoko pernah berujar, “Orang yang berada dalam kondisi sulit atau dihadang ujian berat adalah orang-orang terhormat yang dipercaya Tuhan untuk belajar survive, untuk ditempa. Mereka dilatih untuk mencari jalan keluar dan terlepas dari kesulitan. Orang-orang seperti itu akan mengisi hidupnya dengan terus berusaha. Mereka memiliki kapasitas besar untuk menjadi sukses.”
Tak semua perusahaan hebat bisa terus bertahan dan terjaga suksesnya. Ada nilai-nilai hakiki yang menjadi kunci sukses Bluebird. Bluebird berkembang karena nilai-nilai luhur yang diembuskan Bu Djoko dan dilestarikan turun-temurun dengan perjuangan yang sama sekali tidak mudah. Nilai-nilai itu di antara lain: peduli, integritas, pelayanan prima dan pola pikir berkembang. “Kita bukan perusahaan taksi biasa. Kita adalah armada taksi yang memberikan pelayanan ekstra. Profesionalisme kita yang menentukan perusahaan ini akan maju atau tidak. Kredibilitas baik yang kita bangun hari ini adalah masa depan kita,” ujar Bu Djoko.
Bisnis taksi adalah bisnis yang membutuhkan kepekaan hati. Itu bisnis jasa yang membutuhkan kemampuan sangat halus untuk bisa melayani dengan prima. Bu Djoko sangat paham bahwa mengajarkan profesionalisme yang berlandaskan pada pelayanan yang baik serta tanggung jawab bukan sesuatu yang bisa disampaikan melalui kata-kata semata. Dalam memimpin, Bu Djoko menerapkan asas ‘tangan besi tapi bersarung tangan sutera’.
Bu Djoko adalah seorang ibu, nenek, dan pemimpin yang telah mewariskan nilai, ilmu dan pengalamannya sehingga Bluebird terus menciptakan Setiap Kilometer Berarti.
Brigjen Pol (P) Dr. H. KRH Chandra Suharto, MBA, SpJp |
dr. H. Purnomo Prawiro |
Co-Founder of Bluebird Group |
Co-Founder of Bluebird Group |